Mengenal istilah Eccedentesiast

 

Senyum menyita waktu sedihmu hingga kamu lupa bahwa kamu sedang sedih

Salam hangat

Kali ini kita akan membahas topik menarik. Mengenai kemampuan tertinggi seorang wanita.

Apakah itu?

  "Eccedentesiast !

Dalam psikologi, eccedentesiast adalah istilah yang ditujukan untuk seseorang yang lebih memilih menyembunyikan kesedihannya di balik senyum mereka. Dia tidak suka ketika orang lain mengetahui bahwa mereka bersedih, sehingga ia selalu tersenyum seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Namanya kehidupan, tidak terlepas dari berbagai permasalahan, mulai dari permasalahan kecil hingga besar. Kita tidak dapat lari dari semua itu. Masalah merupakan kodrat kehidupan, sehingga kau tak bisa berlari menjauhinya.

Kebanyakan orang saat menghadapi suatu masalah yang rumit mereka akan menangis dan ekspresi wajahnya akan memperlihatkan raut kesedihan.

Namun ada juga yang berusaha untuk menutupi kesedihannya dengan mengubah expresi wajahnya seakan dia tidak berada dalam suatu masalah. Dia akan tersenyum sehingga orang tidak akan sadar bahwa dia sedang sedih

Kita tidak menyadari bahwa senyuman bukan hanya ekspresi bahagia, melainkan sebuah alat untuk menutupi kesedihan seseorang.

Kira-kira siapa yang paling sering mempraktekan istilah ini ?

Ibu ! Iya Ibu!

Seorang ibu dalam kesulitan apapun saat berada di depan anaknya dia pasti tersenyum. Dia ingin menunjukkan bahwa bagaimanapun keadaan yang kita hadapi, hadapilah dengan senyuman.

Teman-teman pasti tau tokoh film, dimana dia menyembunyikan kesedihannya dengan melukis ekspresi senyum di wajahnya, Joker !

Dia mengelabui dan menghibur orang orang dengan expresi wajah senyumnya yang berbanding terbalik dengan kehidupannya.

Orang yang memiliki sifat ini sangat beruntung.pasalnya dengan senyum membuat tubuh melepaskan hormon endorfin yang mampu mengurangi dan menyingkirkan hormon stres.

Mereka yang secara alami sering tersenyum akan lebih cepat pulih dari depresi. Senyum juga memiliki kemampuan layaknya morfin dalam membantu meredakan stres dan mengurangi persepsi rasa sakit di otak.

Sumber:

https://www.klikdokter.com/penyakit/depresi