Header Ads Widget

Cerpen Menarik

 




Tempat Pulang


Dia terus berjalan di atas rel kereta api karena merasa dirinya tak mampu lagi mengatasi semua masalah yang ia hadapi. mungkin ini bisa menyelesaikan semuanya" katanya. Matahari yang panas tak lagi dapat ia rasakan, ia hanyut dalam kepasrahannya pada takdir yang ia alami.

Hari ini adalah awal sekolah minggu ini, dia harus berangkat ke sekolah. Wajahnya tak terlihat cantik, badannya agak pendek, kulitnya juga agak gelap, Riri nama panggilannya. Waktu menunjukkan 07:00, dia harus berangkat agar tak terlambat ke sekolah, rumahnya cukup jauh sekitar 2 kilo meter. Berjalan kaki adalah cara paling tepat untuk menghemat pengeluarannya sebab ekonomi keluarganya berada di bawah garis kemiskinan.

Setelah berpamitan diapun langsung berangkat, ditengah perjalanan di kaget karena ada yang sesuatu mengenai punggungnya, diapun menoleh ke belakang, ternyata teman-teman sekolahnya yang melemparinya dengan sebuah botol minuman. Mereka adalah Doni, Randi, dan Adnan. Rasakan lo hitam" kata Randi yang melemparinya dengan botol tadi. Dia dia berusaha tenang dan terus berjalan karena melawanpun akan menambah perlakuan kasar mereka. Selama perjalanan Riri terus mendengar nyanyian-nyanyian menyakitkan dari tiga orang ini. Sesampainya di depan gerbang sekolah mereka bertiga menendang genangan air bekas hujan dan langsung mengenai Riri. Hahaha rasain lo" dengan penuh semangat mereka mengatakan itu.

Karena pakaiannya basah diapun tak jadi melewati gerbang tersebut, dia berbalik arah dan berjalan menuju ke arah danau, sedang mereka bertiga tadi tak lagi mengikutinya karena jam pelajaran akan segera dimulai. Dengan pakaian yang basah, hati yang sedih, dia berjalan ke arah danau dengan tangisan yang hanya dia sendiri yang bisa mendengarnya. Sesampainya di danau dia berteriak sekuat mungkin untuk mengeluarkan rasa keksalan yang ia rasakan. Jarang ada yang datang ke danau itu saat pagi, jadi tidak ada orang di sana.

Setelah teriakan yang melelahkan dia duduk dan memandangi danau yang indah itu, apakah kau tak kesepian ? Katanya pada danau yang tak kunjung menjawab pertanyaannya itu. Mengapa aku selalu diperlakukan seperti ini ? Apakah karena aku tak seindah dirimu? Oh Tidak! Kaupun sering dilempari batu oleh orang yang datang ke sini. Apakah ini berarti keindahan tak menjamin mereka tak akan akan mengganggumu? Merekalah yang salah, iya mereka yang salah ! Mereka hanya bisa mengambil semua yang kamu miliki kemudian membuang sampah-sampah kotor mereka kearahmu. Iya, kita memiliki kesamaan !

Dia terus bertanya dan menjawab pertanyaannya itu. Dia adalah siswa yang sangat pintar dikelasnya, bu Eny pasti menanyakan keberadaanku hari ini. Ibu Eny adalah wali kelas mereka yang paling menyayangi orang cerdas seperti Riri. Tapi sudahlah, aku hanya ingin sendiri hari ini" pikirnya.

Sepertinya hari sudah siang pakaianku juga sudah kering aku harus pulang agar ibuku tak cemas". Dia langsung berdiri dari tempatnya dan langsung menuju ke rumah. Bagaimana sekolahmu hari ini Ri" tanya ibunya. Lancar bu" jawab Riri. Kamu lapar? Ibu sudah siapkan makanan di meja makan.

Ibunya mengasuh 3 orang anak, Riri, ferdi, dan adik kecilnya bernama evi. Ferdi sekolah di SMP sedang dia sudah kelas dua SMA. Ibunya dengan usaha yang sangat besar harus menanggung hidup 3 orang anaknya karena sang ayah tak kunjung pulang.

Riri makan dengan lahap di meja makan. Kau tak ke sekolah tadi ya? Kata ferdi. Dari mana kamu tau? Aku melihatmu pergi ke danau lalu aku ikut. Berarti kamu juga tidak masuk hari ini? Iya aku belum membayar uang sekolah, jadi aku takut, ibu guru terus memintaku. Besok kamu harus sekolah ! Nanti aku yang bayar. Baik kak" jawab ferdi yang masih polos itu.

Setiap hari sabtu dan minggu Riri bekerja sebagai kurir pengantar makanan di sebuah restoran yang ada di kotanya. Gajinya tak terlalu besar tapi dia terus mebabung hingga memiliki cukup uang untuk membayar biaya sekolah adiknya dan dirinya. Pakai motorku untuk membawa makanan pada pelanggan" kata kepala restoran (Ahmad) yang sangat baik dan akrab denganku, baik pak"

Di tengah cuaca yang cerah Riri mengambil kotak makanan dari restoran itu, dengan semangat dia bawa kotak makanan itu, dia simpan di atas motor dan wusss, sesampainya di rumah pelanggan pertamanya langsung ia berikan dan lanjut lagi ke pelanggan berikutnya. Setelah semua berhasil di antar dia berencana balik ke rumah bosnya, namun motornya di halang oleh tiga anak yang selalu mengganggunya. Dapat berapa tuh ? Pasti cuman sepuluh ribuan, apalagi yang antar orangnya hitam dan miskin spertimu, hahahaha" mereka tertawa kegirangan menghinanya. Riri seperti biasa hanya diam dan ia coba menjalankan motor, tapi mereka memegang lalu mendorong motor itu hingga Riri tak dapat mengendalikan motornya dan menabrak pohon lalu terjatuh, mereka tertawa lalu pergi dari situ.

Dia bangun dengan sikut dan lutut yang penuh darah. Dia mengusap darahnya dan menempelkan tisu agar daeahnya tak keluar terus, dia mengangangkat motornya lalu menyalakannya, syukurlah masih bisa menyala, dia sangat takut bila motor bosnya tak dapat menyala. Namun masalah lain ialah motor itu lecet akibat menabarak pohon. Dengan rasa penuh tanggungjawab dia membawa motor itu pada bosnya. Sesampainy di tempat bosnya, pak saya minta maaf" kenapa ? Tanya bosnya. Saya tadi menjatuhkan motor bapak". Tidak apa-apa, tapi bagaimana denganmu? Hanya sikut dan lutut yang terluka pak. Bosnya langsung memanggil pembantunya untuk mengobati luka siku dan lutut Riri. Motor kalau rusak bisa di perbaiki, tapi kalau manusia tak ada suku cadangnya, jadi hati-hati kalau membawa kendaraan" bos menasehatinya. Riri hanya bisa diam dan mendengarkan perkataan bijak dari bosnya.

Setelah diobati dia berpamitan dan langsung pulang ke rumah, dengan perasaan penuh syukur karena bosnya sangat baik dia pulang kerumahnya. Tapi dia tak bisa membohongi dirinya, luka itu tak lebih sakit dari penghinaan teman-temannya tadi.

Sesampainya di rumah, ibunya yang melihat lukanya langsung bertanya, kamu kenapa luka sperti ini? Jatuh dari motor tadi saat mengantar makanan, bu". Kemudian dia bertanya siapa yang mengobati, bertanya lagi hingga tentang motor pun ia tanyakan. Setelah puas bertanya dia menyuruh Riri untuk makan dan istirahat. Ibunya membuatkan teh panas dan membawakannya ke kamar Riri.

Malam tiba, mereka sekeluarga berkumpul di satu ruangan sempit yang selalu menjadi tempat pulang ternyaman bagi Riri. Kemudian ibunya bercerita dan mereka terus mendengarkan semua ceritanya dengan antusias, kadang tertawa, sedih, hingga banyak pelajaran yang selalu mereka dapat dari ibu mereka. Waktu berlalu tanpa mereka sadari sudah hampir tengah malam, mereka kemudian masuk ke kamar dan tidur. Riri masih belum bisa tertidur karena hatinya menyimpan banyak keresahan dan pertanyaan. Dia terus memandangi atap rumah dan berkata siapa yang mengajarkan perilaku buruk seperti itu pada mereka, apakah itu turun dari orang tua mereka? Ah tidak mungkin! Setiap orang tua pasti ingin anaknya menjadi orang baik. Ah sudahlah ! Mau dipikirkan bagaimana pun sikap mereka tak akan berubah.

Keesokan harinya dia berangkat ke sekolah dengan sedikit keraguan karena pasti temannya akan menjahilinya lagi. Kali ini tak ada gangguan selama perjalanan, dia sampai di sekolah dengan aman. Pelajaran belum di mulai, dia masih sempat bertemu dengan teman baiknya, Nisa namanya. Hai Nis, kamu belum ke kelas ? Belum nih, masih pengen di luar" jawab Nisa. Kami bercerita cukup lama hingga akhirnya bel masuk pun berbunyi dan kami menuju ke kelas masing-masing. 

Setelah berpisah dengan Nisa, dia masuk ke wc untuk buang air, namun temannya, ah nggak usah di panggil temannya, panggil aja "komplotan pengecut". Si komplotan anak-anak tak berkhlak ini pergi menjaili Riri. Mereka mengambil tong penuh sampah lalu disiramkan ke dalam toilet, dimana terdapat Riri didalamnya. Ahhh bauuu" ejek tiga komplotan ini. Riri dengan kekesalannya dan pakaiannya yang sudah kotor akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah.

Tanpa sadar dia lupa bahwa ibunya tak harus tahu semua kejadian itu. Namun sudah terlambat, Ibunya melihat dan bertanya dengan nada yang cukup tinggi. Kamu kenapa ? Tidak bu, aku terpeleset dan jatuh" aku coba berbohong. Namun ibu tau apa yang terjadi dan bertanya dengan keras, siapa yang buat kamu begini ? Dengan penuh tangis aku jujur padanya bahwa teman-temanku yang membuat aku begini, mereka selau menghinaku, mengejek dan merendahkanku bahkan mereka tak peduli jika aku terluka bu!

Dengan rasa kesal dia datang ke sekolah dan mencari komplotan anak-anak nakal tersebut. Ibu Riri masuk ke ruang guru dan menyebutkan nama anak-anak nakal tersebut untuk dipanggil ke ruang guru. Ibu guru pun langsung ke kelas dan memanggil mereka. Doni, Randi, Adnan, kalian ke ruang guru sekarang. Ada apa nih? Tanya Randi pada kedua temannya. Sudah jalan aja" jawab Doni. Mereka pun masuk ke ruang guru yang di dalamnya sudah ada ibu Riri. 

Dengan nada kesal ibu riri marah pada ketiga anak nakal itu dan meminta kepala sekolah untuk menghukum mereka bertiga. Akhirnya mereka diskors hingga 3 minggu. Mereka bukannya sadar malah berencana untuk mencelakai ibu Riri karena dendam. Mereka mengikuti ibu riri saat keluar dan pulang menuju rumahnya.

Ketika ibu riri masih berada di jalan, mereka bertiga berncana menyenggol ibu riri dengan sepeda motor mereka dengan tujuan untuk memberi ibu riri pelajaran" itu pikiran mereka. Tak lama mereka langsung melaksanakan rencana mereka, saat ibu riri ingin menyeberang mereka dengan sengaja menyerempet ibu Riri hingga tersungkur di tengah jalan. Tanpa mereka sadari ternyata ada mobil yang berjalan dengan sangat cepat. Tanpa ada peringatan ibu Riri di tabrak dan meninggal di tempat.

Ibu Riri sempat di bawa ke rumah sakit namun tak bisa diselamatkan lagi, Tuhan lebih dulu memanggil ibunya. Mengetahui itu Riri tak mampu lagi menahan dirinya untuk menangis sekeras-kerasnya, namun dia tidak mau melakukan itu di depan adik-adiknya. Singkat cerita ibunya pun sudah di kuburkan, dia dengan perasaan ingin menangis namun tak bisa karena adik-adiknya yang terus menangis dan memanggil ibunya membuat dia terus berusah menahan air matanya.

Beberapa hari berlalu, namun adik-adiknya terus menangis, apalagi si bungsu, tiada henti-hentinya dia menangis. Riri yang terus mendengar mereka menangis tak tahan lagi dan pergi menuju ke arah stasiun. Sesampainya di stasiun dia berjalan di atas rel kereta seperti tulisan di awal. Dia berjalan dengan segala keputusasaannya berpikir mungkin mati adalah obatnya. Tak ada lagi tempat untukku. Aku hanya akan menjadi beban bagi dunia ini. Aku tak mampu menanggung semua penderitaan ini" pikirnya.

Namun tak lama ada seseorang yang memanggilnya, kakaaakk!!! Ternyata itu ferdi yang membawa si bungsu bersamanya. Kakak mau ke mana? Jangan tinggalkan kami kaak, kami sudah tak punya siapa-siapa lagi selain kakak" dia berbicara sambil menangis.

Aku yang tersadar langsung keluar dari rel sebelum ada kereta yang lewat. Aku istighfar dan pergi memeluk kedua adikku, dia berkata kaak ayo pulang. Aku pun pulang ke rumah bersama adik-adikku. Sebenarnya aku hanya takut tak bisa menghidupi mereka berdua. Kami pun pulang ke rumah kecil tempat tumbuhnya kasih sayang dan kenangan-kenangan indah bersama ibu yang kini telah pergi tak akan kembali.

Kini mereka bertiga sudah di tahan di kantor polisi untuk mempertanggung jawabkan perbuatan mereka, mereka mengakui bahwa penyebab kematian ibu riri adalah mereka walaupun sebenarnya itu adalah kehendak tuhan.

Kami bisa sedikit bersyukur karena orang tua mereka bertiga mau bertanggung jawab dan menanggung biaya hidup kami bertiga.

Sebulan berlalu, kami selalu berkunjung ke makam ibu dan mendoakannya agar tenang di alam sana..

Sekian








 

Posting Komentar

12 Komentar

  1. keren bang tulisannya, visit balik ya bang ini blog ku http://www.ariefbuangat.com

    BalasHapus
  2. Tulisannya kerennn. Jadi rindu rumah. Semangat terus ya

    BalasHapus
  3. Dimana-mana ya. Ada saja pihak yang mengganggu. Padahal itu merugikan.

    BalasHapus
  4. Tulisannya keren abis bikin betah bacanya... Visit juga bang🙏
    Mediaduniainternet.com

    BalasHapus
  5. baguss, nulis di platform lain kah seperti wattpad?

    BalasHapus
  6. tulisannya keren bang, betah bacanya.

    BalasHapus
  7. Ayoo siapa yang menjebak riri?

    BalasHapus
  8. Sedikit saran buat pemilik pucuk bacaan, untuk judul bisa ditambah kan agar lebih sedikit rinci, karena misalnya jika saya sebagai pencari info untuk memasukan keyword "Tempat Pulang" tidak mungkin.

    mungkin bisa ditambah dengan "Cerpen Tempat Pulang yang bikin terharu". maaf jika agak kurang ngasih pendapatnya. "Soalbahasainggris"

    BalasHapus
  9. wah sangat membantu kak informasi nya.tetap semangat berkarya kak

    BalasHapus

Entri yang Diunggulkan

Keluh kesah orang awam ditengah belenggu covid-19 | Pucuk Bacaan